 |
| Ilustrasi |
PERCUT SEI TUAN | BUSERINVESTIGASI.TOP
Birun Napitupulu (62) memilih mengakhiri hidupnya. Dengan sebotol bensin, ia nekat membakar dirinya. Ironis, perbuatan mengerikan itu dilakukan di depan istri dan anaknya.
Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawa pria uzur yang tinggal di Jalan Seriti 9, Perumnas Mandala, Percut Seituan, Deliserdang, itu tetap tak tertolong.
Belum diketahui apa pemicu hingga Birun Napitupulu nekat membakar dirinya pada Sabtu (10/7) pagi. Namun informasi yang diperoleh wartawan, diduga, Birun memilih mengakhiri hidupnya karena permasalahan ekonomi.
Informasi dihimpun, sebelum melakukan aksinya, Birun keluar rumah, sementara istri dan anaknya di rumah. Tak lama pergi, Birun pulang sambil membawa sebotol air mineral berisi bensin.
Begitu di ruang tamu, ia langsung menyiramkan minyak bensin ke tubuhnya lalu menyulutnya dengan api mancis. Seketika api langsung berkobar, menyelimuti tubuhnya.
Tak kuat menahan panas, Birun teriak histeris. Melihat korban terbakar, istri dan anaknya berusaha memadamkan api. Setelah api padam, korban yang sudah tak berdaya dilarikan ke klinik terdekat. Namun setelah diperiksa tim medis, ternyata Birun sudah tak bernyawa lagi. Selanjutnya jenazah korban dibawa ke rumah duka guna disemayamkan dan selanjutnya dimakamkan.
Irvan Marpaung (21) warga setempat saat diwawancarai wartawan mengatakan jika korban nekat bunuh diri karena diduga mengalami depresi karena masalah ekonomi.
“Korban selama ini mengalami depresi. Saat melakukan bunuh diri, tak banyak warga mengetahuinya lantaran diduga ditutup-tutupi keluarga korban,” ungkapnya.
Sementara Kepala Lingkungan I Sriti 9, Dede Junaidi saat dikonfirmasi wartawan membenarkan kejadian tersebut. Hanya saja Dede mengatakan jika aksi bakar diri itu terjadi beberapa hari lalu, bukan Sabtu (10/7).
"Kejadiannya beberapa hari lalu, buka hari ini (Sabtu). Korban juga sempat dirawat oleh pendeta, sebelum akhirnya dirawat ke Puskesmas dan saat akan dirujuk ke RS Pirngadi, korban meninggal dunia," ujar Kepling, Dede Junaidi. (*)
