TAPUT | BUSER-INVESTIGASI.COM
Halasson Panjaitan (37) tewas seketika setelah tubuhnya disambar petir. Ironisnya, peristiwa terjadi disaksikan istri dan dua anaknya yang masih balita.
Peristiwa yang menghebohkan warga itu terjadi, Selasa (22/2) sekira jam 13.30 wib di persimpangan persawahan Pangasean Sitonggitonggi, Desa Aek Nauli 4, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara.
Kasi Humas Polres Taput Aiptu Walpon Baringbing saat dikonfirmasi wartawan membenarkan kejadian tersebut. Dijelaskannya, sebelum kejadian, korban dan istrinya Roulina boru Sihombing (26) bersama dua orang anaknya yang masih balita pergi ke sawah sekira jam 09.00 WIB.
"Sekira jam 13.00 wib di hari yang sama, korban dan keluarga nya hendak mau pulang ke rumah. Karena kedua anak nya masih balita, lalu korban menyuruh istrinya duluan dan korban menyusul," ujar Aiptu Walpon Baringbing saat dikonfirmasi wartawan pada Rabu (23/2).
"Sekitar 10 menit, istri korban lebih duluan pulang dan menunggu di persimpangan mau kerumahnya bersama dua anak nya. Saat itu hujan disertai petir datang," sambungnya.
Lalu, sekitar jam 13.30 WIB, petir yang sangat kuat datang dan terlihat oleh istri korban menyambar pohon Eucaliptus yang berada di pinggir jalan yang berdekatan dengan pematang sawah .
"Punya firasat, istri korban kalau suaminya sedang melintas di jalan tepat di bawah pohon eucaliptus yang tersambar petir tersebut, lalu memanggil-manggil suaminya namun tidak menyahut," terangnya.
Istri korban pun berlari ke lokasi yang disambar petir dan melihat suaminya tergelatak di jalan di bawah pohon yang tersambar petir.
"Istri korban pun menjerit-jerit minta tolong kepada warga sekitar, dan warga sekitar pun berdatangan dan membawa korban ke praktek bidan terdekat," lanjutnya. Setelah diperiksa di praktek bidan, korban dinyatakan sudah meninggal dunia. (ok)