MEDAN | BUSER-INVESTIGASI.COM
Setelah hampir setahun dilantik menjadi Wali Kota Medan, berbagai capaian luar biasa telah dilakukan Bobby Nasution. Salah satunya keberhasilan orang nomor satu di Pemko Medan itu dalam menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari gencarnya vaksinasi yang dilakukan guna percepatan terbentuknya herd immunity. Hingga kini capaian vaksinasi yang telah dilakukan untuk dosis pertama sudah mencapai 90 persen, sedangkan dosis kedua sudah mencapai 76 persen.
Disamping itu Bobby Nasution juga berhasil membangun kolaborasi yang baik, sehingga Pemko Medan bersama unsur Forkopimda turun bersama mengawasi pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan rutin mengunjungi pusat-pusat keramaian seperti pasar, pusat perbelanjaan modern dan kafe guna memantau pelaku usaha dan masyarakat yang melakukan pelanggaran. Lalu, intensif mensosialisasikan protokol kesehatan (prokes) setiap hari baik pagi maupun malam hari.
“Penduduk Kota Medan saat ini berjumlah kurang lebih 2,5 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,8 juta jiwa sudah divaksin. Alhamdulillah, hari ini vaksinasi yang kita lakukan sudah mencapai 90 persen untuk dosis pertama. Capaian ini kita peroleh berkat kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak sehingga vaksinasi yang dilakukan mencapai target. Saya juga mengapresiasi masyarakat Kota Medan karena banyak yang mau divaksin," kata Bobby Nasution dalam Wawancara Khusus Mengulas Tentang Capaian Kerja Wali Kota Medan Selama Sepuluh Bulan Memimpin Kota Medan di Command Center Balai Kota Medan, Kamis (3/2).
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Bobby Nasution melakukan tindakan tegas dengan mencopot beberapa pejabat di lingkungan Pemko Medan. Sebab, beberapa pejabat yang dicopot itu melakukan pungutan liar (pungli) sehingga menyengsarakan masyarakat dalam hal kepengurusan administrasi kependudukan (adminduk). Padahal adminduk merupakan pelayanan dasar yang diberikan kepada masyarakat dan tidak ada dikenakan biaya apapun alias gratis.
Diungkapkan Bobby Nasution, ada 4 faktor loyal yang harus diingat dan dijalankan dengan sebaik-baiknya oleh pejabat di lingkungan Pemko Medan. Pertama, ungkapnya, harus loyal kepada masyarakat sehingga apa yang telah diamanahkan dan ditanggung jawabkan harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Yang kedua, imbuhnya, loyal kepada keluarga. Artinya, bukan berarti dengan jabatan yang dimiliki ini, keluarga yang harus didahulukan maupun disenangkan.
“Ketika menjalankan amanah dan tanggung jawabnya, pejabat yang baru dilantik harus memikirkan bagaimana nasib dan kelangsungan keluarga apabila mereka melakukan hal yang tidak dibenarkan hukum,” ungkapnya.
Selanjutnya, kata Bobby, loyal ketiga kepada pimpinan. Dikatakannya, hal ini sangat penting agar konsep visi misi pembangunan kota dapat berjalan dengan baik. Terakhir loyal keempat, menjalankan semua amanah dan tanggung jawab itu tentunya harus pintar, tidak hanya di atas kertas tapi juga diaplikasikan di lapangan guna membantu roda pemerintah Kota Medan.
Terkait penanganan banjir yang dilakukan Pemko Medan, ungkap Bobby, Pemko Medan telah berkolaborasi dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemprovsu serta Badan Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II untuk melakukan normalisasi 3 sungai yakni Sungai Bedera, Sungai Babura dan Sungai Deli. Sebab, normalisasi sungai sangat penting dilakukan dalam mengatasi banjir.
“Ketiga sungai ini bukan kewenangan dari Pemko Medan, melainkan di bawah kewenangan Pemerintah Pusat sehingga perlu adanya kolaborasi agar penanganan masalah banjir di Kota Medan ini dapat segera teratasi,” ungkapnya seraya menambahkan Pemko Medan melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan juga memiliki strategi penanganan banjir berupa normalisasi drainase di seluruh titik di Kota Medan.
Selain normalisasi sungai, aliran drainase yang ada nantinya akan dialirkan ke sungai sebagian, sedangkan sebagiannya lagi akan dialirkan ke sumur resapan. Disamping itu guna mengatasi terjadinya banjir, juga dilakukan dengan pembangunan drainase dan pemasangan U-Ditch di beberapa lokasi di Kota Medan.
“Untuk pemeliharaan sumur resapan akan lebih mudah melalui pengurus rumah ibadah yang selalu memperhatikan kondisi sumur resapan secara berkala.Jika semua rumah ibadah memiliki sumur resapan, tentunya akan memberikan manfaat dalam mengurangi atau menanggulangi banjir di Kota Medan,” ungkapnya.
Selanjutnya, terkait Kesawan City Walk (KCW) sebagai The Kitchen Of Asia, sambung Bobby, menggambarkan kekayaan kuliner dilatarbelakangi keberagaman etnis di Kota Medan serta dipadukan dengan penataan kawasan Kota Lama Kesawan. Diharapkan, konsep ini akan memberikan pengalaman baru bagi wisatawan yang sembari menikmati kekayaan kuliner juga menikmati arsitektur bangunan-bangunan bersejarah di KCW.
Mengenai pengolahan sampah dengan metode bioteknologi, Bobby menjelaskan, pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi Advanced Land Fill Minning With Material & Energy Recovery (ALFIMER) di TPA Terjun. Teknologi ini dipilih karena telah menggunakan sistem Bio Teknologi untuk pengolahan sampah dengan biaya murah, ramah lingkungan, teknik sederhana dan sistem permesinan yang sangat terjangkau, serta mampu menghasilkan pupuk. Bahkan, pupuk yang sudah dihasilkan sudah dibagikan ke daerah-daerah lain.
Terakhir, menyangkut penerapan E-Parking di Kota Medan, papar Bobby, sudah terbukti berhasil menutupi kebocoran pendapatan asli daerah (PAD) yang selama ini terjadi. Saat ini penerapan E-Parking di Kota Medan sebanyak 63 titik yang tersebar di sejumlah wilayah di Kota Medan. Setelah penerapan E-Parking, jelasnya, PAD dari sektor parkir meningkat sebesar 155% dibandingkan sistem manual yang digunakan selama ini. (ril)