poto ilustrasi |
MEDAN | buser-investigasi.com
Seorang warga Medan curhat di media sosial dirampok dan dilecehkan oleh seorang pria yang mengaku polisi. Ia diancam pakai senjata tajam dan dompetnya diambil. RZ (23) selaku teman lelaki korban mengunggah kejadian yang dialami korban, TW di Instagram. Saat dikonfirmasi, RZ menceritakan, kejadian itu berlangsung pada Rabu (18/1) sekitar jam 21.30 WIB.
Dia menjelaskan, awalnya ia berboncengan dengan TW menggunakan sepeda motor. Keduanya melewati Jalan Setia Budi dan mengarah ke Simpang Pemda.
"Setibanya di Simpang Pemda kami dihentikan oleh seorang pria yang mengaku polisi dari Sabhara Simalingkar," kata RZ, Jumat (20/1).
"Dia pakai jaket, masker, dan saya kira polisi karena mengenakan sarung handphone seperti yang biasa dipakai polisi. Memakai Vario hitam dan untuk BK ditutupi. Putih semua," tambahnya.
Ia menyampaikan, pelaku mengaku baru melakukan razia ke hotel-hotel di daerah Jalan Setia Budi. Pelaku pun menuding keduanya juga baru keluar dari hotel dan melarikan diri.
"Nah, terus dia bilang mau melakukan BAP dan memanggil keluarga kami. Ya saya tidak mau. Sempat cekcok lah. Tapi karena saya merasa tidak ada yang salah, ya saya turuti," ucapnya.
Setelah itu, RZ dibonceng oleh pelaku. TW membawa sepeda motor sendirian beriringan dengan RZ. Saat di perjalanan menuju daerah Sunggal, pelaku tiba-tiba menerima telepon.
"Entah kenapa katanya tidak jadi dan saya diturunkan di pinggir jalan. Waktu itu memang saya bingung, karena dia bilang dari Sabhara Simalingkar tapi kok membawa kami ke arah Sunggal," sebutnya.
Karena TW sudah berkendara di depan, RZ coba menelepon. Ternyata ia baru ingat handphone TW berada di tasnya. Selang sekitar satu jam menunggu, akhirnya TW kembali membawa motornya sambil menangi-nangis.
"Ternyata dia dibawa mutar-mutar sampai tidak tahu jalan oleh pelaku. Dia diperiksa di gubuk-gubuk dekat jualan es kelapa di pinggir jalan dengan suasana sepi," jelasnya.
"Katanya dia diancam pakai senjata tajam. Dompetnya diambil. Terus dilecehkan dengan alasan untuk memastikan apakah baru saja berhubungan badan atau tidak," sambungnya.
Dikatakan, pelaku sempat ingin meminta nomor handphone TW. Merasa terancam TW buru-buru melarikan diri membawa motor RZ. Kini, TW masih merasakan trauma. Namun TW tidak berkenan membuat laporan ke kepolisian.
RZ megatakan postingannya di media sosial semata-mata agar tidak ada korban-korban lainnya. Sebab, saat dia memposting hal tersebut, beberapa rekannya sesama driver ojek online mengatakan, kejadian seperti itu sudah kerap kali terjadi.
Terkait hal itu, Kapolsek Sunggal Kompol Chandra Yudha mengatakan belum mendapatkan informasi tersebut.
"Kita belum mendapat aduan seperti itu. Ya diimbau kepada korban untuk membuat laporan," sebutnya. (*/dtc)