 |
| Puluhan anggota aliansi mahasiswa di Binjai melakukan aksi unjuk rasa damai di depan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas llA Binjai buntut dugaan kasus rudapaksa terhadap seorang gadis berinisial IN, yang diduga dilakukan oleh oknum Pegawai Lapas berinisial SS. |
BINJAI | buser-investigasi.com
Puluhan anggota aliansi mahasiswa di Binjai melakukan aksi unjuk rasa damai di depan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas llA Binjai buntut dugaan kasus rudapaksa terhadap seorang gadis berinisial IN, yang diduga dilakukan oleh oknum Pegawai Lapas berinisial SS.
Dalam orasinya mereka meminta oknum tersebut diproses. “Pecat dan penjarakan pelaku kekerasan seksual yang dilakukan oleh oknum polsuspas. untuk itu kami minta penjelasan dari Kalapas,” ungkap Oza, salah seorang kordinator aksi.
Dengan status SS yang saat ini sudah menjadi tersangka, lanjut Oza, hal itu tentunya bisa menjadi dasar untuk dilakukan pemecatan terhadap TSK.
“Kami merasa tersakiti. Ingat!! Kita dilahirkan dan dibesarkan oleh seorang perempuan, yaitu ibu kita. Namun saat ini ada perempuan yang menjadi korban seksual oleh oknum ASN yang bertugas di Lapas Binjai. Untuk itu kami meminta keadilan dari aparat penegak hukum. Kami juga mendukung penuh proses hukum yang saat ini dilakukan oleh Polres Binjai,” tegas para pengunjuk rasa.
Oza yang juga kordinator aksi, menilai bahwa tindakan yang telah dilakukan oleh oknum Pegawai Lapas Binjai tersebut sudah mencoreng nama baik Institusi dan melanggar kode etik serta melanggar hukum.
“Atas kejadian tersebut, kami meminta TSK segera diberhentikan sebagai ASN karena tidak mencerminkan sikap terpuji. Kami juga meminta Kapolres Binjai untuk menahan TSK,” ujar para pengunjukrasa saat menyuarakan aksinya.
Kalapas Kelas IIA Kota Binjai, Theo Adrianus Purba, menyampaikan bahwa kasus SS merupakan persolan pribadi.
“Ini merupakan masalah pribadi, bukan dinas. Jadi tolong di perhatikan. Hanya saja yang bersangkutan bekerja di institusi ini,” beber Theo, saat menerima aksi unras, Rabu (22/2).
Untuk proses hukumnya, Kalapas bilang hingga saat ini masih berjalan. Maka dia meminta untuk sama sama mengawal.
Theo menjelaskan, soal pemecatan bukanlah hal yang mudah karena harus melalui beberapa proses.
Dijelaskannya, bahwa tim pemeriksa/auditor Inspektorat Jenderal Kemenkumham RI sudah turun ke Lapas Binjai guna melakukan pemeriksaan terhadap oknum petugas tersebut dan sedang berproses hingga sekarang
“Tentunya ada proses hukum dan nanti pengadilan yang memutuskannya. Kami turut prihatin atas situasi yang terjadi, pihak Lapas Binjai tetap komit dan konsisten melakukan penegakan disiplin dan juga penegakan hukum terhadap oknum petugas yang dilapor ke Polres Binjai,” sebut dia.
Diketahui sebelumnya, kasus rudapaksa yang menimpa IN hingga sekarang masih didalami pihak kepolisian. Disebutkan, bahwa kasus sudah bergulir sejak tahun 2021 dan dilaporkan ke Polisi pada tahun 2022.
Saat itu, Plt Kalapas masih dijabat Sahata Marlen Situngkir. Sudah ada pemanggilan dan pemeriksaan pelaku SS beserta keluarga pada Sabtu (6/8/2022) lalu. Bahkan telah dilakuan mediasi walau tak membuahkan hasil.
Alhasil, pihak korban melaporkan kasus ini ke Kanwil Kemenkumham Sumut dan juga sudah memanggil oknum tersebut beserta keluarganya pada Kamis (11/8/2022) lalu. (wol)
