 |
| Seorang perawat di RS Mitra Medika, Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), diduga mengompres kaki bayi berusia delapan hari hingga melepuh. Pihak rumah sakit pun telah menegur perawat itu dan siap bertanggung jawab. |
MEDAN | buser-investigasi.com
Seorang perawat di RS Mitra Medika, Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), diduga mengompres kaki bayi berusia delapan hari hingga melepuh. Pihak rumah sakit pun telah menegur perawat itu dan siap bertanggung jawab.
"Dia (perawat) tetap kami kasih surat peringatan, teguranlah ke dia," kata Direktur RS Mitra Medika, Sjahrial R Anas, Kamis (16/3).
Selain perawat tersebut, Sjahrial menyebut pihaknya juga menegur atasan dari perawat itu. Atasan itu dinilai tidak memerhatikan kinerja anak buahnya.
"Cuma kepala dia (perawat) juga saya marahi, kenapa anak buahnya melakukan itu nggak dipantaunya," ujarnya.
Sjahrial mengatakan perawat yang mengompres bayi itu berjumlah satu orang. Perawat itu baru bertugas di rumah sakit tersebut sekitar empat bulan.
"Perawat kami baru empat bulanlah. Sudah lewat (training), kami training tiga bulan," ungkapnya.
Dia mengatakan, perawat itu mengompres kaki bayi tersebut untuk pengecekan hipotiroid. Namun, sayangnya, setelah pengecekan itu kaki bayi tersebut melepuh.
"Jadi, ini kan sudah kita lakukan (pengecekan hipotiroid), tahu-tahu satu hari sesudah itu, kakinya (bayi) melepuh," ujarnya.
Menurut Sjahrial, suhu air yang digunakan untuk mengompres kaki bayi tersebut berkisar 45-50 derajat. "Sekitar 45-50 derajat. 50 derajat ke bawah lah," sebutnya.
Sjahrial menjelaskan setiap bayi yang baru lahir memang wajib untuk dilakukan pengecekan hipotiroid. Hal itu sesuai dengan program pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dalam rangka mencegah stunting.
"Jadi, semua bayi yang lahir kan sekarang oleh pemerintah wajib diperiksa hipotiroidnya, kalau ada hipotiroidnya itu perkembangan anak bisa stunting," ujarnya.
Dia menyebut pihaknya telah menjelaskan soal kejadian itu ke keluarga bayi tersebut. Sjahrial juga mengaku pihak rumah sakit akan bertanggungjawab penuh atas peristiwa itu.
"Karena kejadiannya di rumah sakit kami, kami akan bertanggungjawab penuh terhadap anak ini. Kami akan obati dia sampai sembuh. Ibunya pun kami letakkan di kamar VIP, sama anaknya, biar kami rawat. Kami belikan popoknya, susunya, semua kita siapkan," ujarnya.
"Kalaupun nanti ada efek dari apa yang terjadi kepada anak, kami akan buat surat pernyataan bahwa kami akan bertanggungjawab. Jadi, tidak lari," sambungnya. (dtc)
