
![]() |
Viral di media sosial warga berbondong-bondong mengambil air dari kubangan. Kejadian viral itu diketahui terjadi di Bengkong Sadai, Bengkong, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). |
BATAM | buser-investigasi.com
Viral di media sosial warga berbondong-bondong mengambil air dari kubangan. Kejadian viral itu diketahui terjadi di Bengkong Sadai, Bengkong, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Dilihat, video berdurasi 18 detik menunjukkan beberapa orang warga tengah mengambil air di kubangan. Terlihat warga mengambil air menggunakan gayung lalu dimasukkan ke dalam galon.
Dalam video itu juga terlihat beberapa anak ikut bersama orang tuanya yang tengah mengambil air di kubangan. Kejadian itu diketahui akibat air tidak mengalir di kawasan Bengkong sejak Jumat, pekan lalu.
Oca, warga Bengkong Sadai, Bengkong yang ikut mengambil air dari kubangan mengaku hal itu terpaksa dilakukan karena air di rumahnya tidak mengalir sejak Jumat (16/6). Air itu digunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi hingga mencuci.
"Kemarin pas selesai hujan saya juga ambil air disitu. Banyak juga warga yang ambil. Ada yang pakai becak motor bawahnya ada juga pakai mobil bawa banyak galon," kata Oca ditemui di dekat lokasi kubangan viral, pada Senin (19/6).
Oca sendiri mengaku berhasil mengumpulkan 1 drum dari kubangan tersebut. Air tersebut menurutnya merupakan air hujan yang tertampung di kubangan tersebut.
"Saya kemarin mengumpulkan 1 drum dari tempat itu. Itu kan lubang yang sengaja digali mau bangun rumah jadi warga Batam ambil air disitu. Biasanya dipakai main anak-anak. Kalau gak hujan ya nggak ada airnya," ujarnya.
Oca mengatakan bahwa dirinya tidak terlalu khawatir dengan air yang diambilnya dari galian tersebut. Ia mengatakan bahwa air yang diambilnya terlihat bening.
"Berani ambil air di situ soalnya nampaknya bening dan tak ada binatang. Kebutuhan mendesak juga karena tak ada sumber air yang lain," tambahnya.
Oca mengatakan dirinya terpaksa mengambil air dikubangan karena tidak cukup berat membeli air tengki. Ia mengatakan air tangki harganya terbilang mahal untuk ukuran 5 ribu liter.
"Air tangki harganya Rp 1 juta. Bantuan air Tangki juga tidak aja jadi ya daripada tak ada air terpaksa ambil di situ," ujarnya.
Corporate Communication PT Air Batam, Ginda Alamsyah mengatakan bahwa gangguan suplai air di beberapa daerah di Batam akibat kerusakan pipa suplai utama. Kerusakan pipa tersebut terjadi pada Jumat (16/6).
"Itu yang bocor pipa diameter 800, pipa itu adalah pipa distribusi utama, sekarang ini beberapa daerah dalam tahap normalisasi. Pekerjaan sudah selesai di jam 18.30 WIB pada Minggu (18/6) kemarin," kata Ginda saat dikonfirmasi.
Ginda menyebutkan saat ini distribusi air masih dalam tahap normalisasi ke beberapa daerah. Proses normalisasi di setiap daerah berbeda.
"Namun di beberapa daerah tahap normalisasi itu berbeda-beda, tergantung posisi pelanggan apakah di bagian hulu dan hilir. Biasanya untuk yang tinggal di bagian hilir normalisasi membutuhkan waktu lebih lama dan daerah yang posisinya lebih tinggi," ujarnya.
Terkait video viral warga sampai mengambil air dikubangan, Ginda mengaku pihaknya mengetahui hal tersebut. Ia mengatakan untuk daerah yang mengalami mati air pihaknya menyediakan tangki air.
"Warga yang ambil air dikubangan kita monitor di beberapa grup WhatsApp dan rekanan. Kita tahu informasi itu. Untuk bantuan kita baru bisa menyediakan water tangki, namun warga tangki ini kita sarankan di koordinir oleh perangkat RT dan RW dengan menghubungi call center. Untuk pemesanan tidak dikenakan biaya gratis," ujarnya. (*/dtc)