 |
| Presiden UEFA Aleksander Ceferin |
buser-investigasi.com - Presiden UEFA Aleksander Ceferin menyindir klub Arab Saudi yang kini mendatangkan para pemain top Eropa. Ia menilai Liga Arab Saudi bisa seperti Liga China.
Liga Arab Saudi kini tengah gencar memburu bintang-bintang dunia. Al Ittihad barus saja mendatangkan Karim Benzema. Ia menyusul Cristiano Ronaldo yang sebelumnya sudah lebih dulu bergabung dengan Al Nassr.
Geliat transfer klub-klub Arab Saudi diperkirakan masih akan berlanjut. Apalagi empat klub besar Arab Saudi yaitu Al Ittihad, Al Ahli, Al Nassr, dan Al Hilal kepemilikannya sudah diambil alih oleh Pangeran Arab Saudi, Muhammad Bin Salman, lewat Dana Investasi Publik (PIF).
Jor-jorannya klub Arab Saudi ini diprediksi bakal menghadirkan eksodus dari para pemain top dunia yang kini bermain di Eropa. Hal ini bisa saja mengubah peta sepakbola dunia yang saat ini masih menjadikan kompetisi di Eropa sebagai yang terbaik.
Namun, presiden UEFA, Aleksander Ceferin tak khawatir terkait soal itu. Ia yakin membangun sepakbola tak sekadar dengan hanya mendatangkan pemain top dunia.
Ceferin memberi masukan untuk Arab Saudi agar lebih fokus mengembangkan akademi dan meningkatkan kualitas pemain lokal mereka. Ia menilai jika Liga Arab Saudi hanya sekadar mendatangkan pemain top nasibnya bisa seperti Liga China.
Liga China sempat gemar mendatangkan pemain top dunia dari Eropa pada medio 2016 sampai 2018. Didier Drogba, Carlos Tevez, Nicolas Anelka, hingga Oscar datang ke negeri Tirai Bambu. Namun tanpa perencanaan yang matang, Liga China juga tak berkembang jauh. Beberapa klub China papan atas China seperti Jiangsu Suning hingga Guangzhou Evergrande bahkan bangkrut.
"Saya pikir itu terutama kesalahan untuk sepak bola Arab Saudi. Mengapa itu menjadi masalah bagi mereka? Karena mereka harus berinvestasi di akademi, mereka harus mendatangkan pelatih, dan mereka harus mengembangkan pemain mereka sendiri," ujar Ceferin dikutip dari ESPN.
"Sistem membeli pemain yang hampir pensiun bukanlah sistem yang bisa membuat sepak bola mereka berkembang. Itu adalah kesalahan serupa di China ketika mereka semua membawa pemain yang berada di akhir karir mereka," jelasnya. (dtc)
