Ilustrasi intimidasi oknum wartawan |
MEDAN | buser-investigasi.com
Jagad sosial media (Instagram) kembali digemparkan dengan viralnya percakapan antara oknum Ketua Ormas berinisial AR alias DK dengan seorang jurnalis. Dalam video berdurasi 6.49 menit itu, Dudi Efni, jurnalis Posmetro Medan, dihina dan digertak karena mengirim chat berisi konfirmasi dan berita yang ditayangkannya.
"Kau orang kecil makanya nyari uang kecil juga,"sebut DK dengan nada lantang, seakan merendahkan profesi dan penghasilan wartawan dalam potongan percakapan tersebut, Selasa (18/06/2024).
Percakapan juga mengarah kepada ancaman akan membawa ke ranah hukum terhadap upaya konfirmasi wartawan. "Kalau kau mau naikkan berita, naikkan aja. Ga usah kau kirim-kirim ke orangnya (narasumber yang diberitakan)," sebut DK lagi.
DK menganggap bahwa upaya konfirmasi dan mengirimkan berita yang ditayangkan merupakan bentuk ancaman dan mop. "Gitu kau naikkan, kami laporkan kau (ke polisi),'ancam DK.
Dia juga bilang, seharusnya berita tidak perlu dikirim kepada narasumber yang diberitakan. "Naikkan aja, tapi gak usah kau mop orang. Istri si Ar aja ga keberatan, kok kau pula yang keberatan,'tambahnya.
Sementara Dudi, mendengar dirinya disebut orang kecil terus berusaha memancing DK. " Aku memang kecil bang. Jadi ceritanya, karena aku orang kecil, makanya mau abang (DK) makan gitu. Silahkan, bang. Aku ini kecil kali di mata abang,"ucap Dudi sambil berusaha meredam emosinya karena diperlakukan tidak mengenakkan.
Padahal, profesi dan peran wartawan amatlah penting dalam hal publikasi berita kepada masyarakat sebagai bahan edukasi melalui informasi yang dikemas dalam sebuah berita.
Hal itu tertuang dalam Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers; artawan adalah seseorang yang memiliki kegiatan jurnalistik secara teratur. Kegiatan yang dilakukan oleh wartawan adalah mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan berita up to date kepada masyarakat melalui media massa, baik elektronik maupun cetak.
Dudi pun berencana akan mengadukan perihal perlakuan tak mengenakkan oleh DK tersebut. "Saya sudah kumpulkan bukti berupa rekaman video percakapan dan saksi,"katanya. " Itu modal saya buat laporan,"sambung Dudi.
Dia bilang DK secara tiba-tiba saja menelepon dirinya, belum lama ini. Dudi menduga ada kaiatannya dengan berita soal oknum ASN yang diduga menjual-jual nama Walikota Medan, Bobby Afif Nasution. Oknum itu bertugas di kantor Dinas Dukcapil Medan. Ocha Kukuh Wijaya, nama oknum tersebut.
Beberapa waktu lalu, sesuai cerita Dudi yang didapat dari temannya Ar, Ocha mengaku bisa menjadi perantara mengurus kasus pidana yang menimpa Ar di Kejaksaan Sumatera Selatan. Dengan iming-iming punya kedekatan dengan kerabat Bobby Nasution, lantas Ocha meminta uang Rp100 juta untuk terbang ke Jakarta.
"Alasannya untuk uang operasional bolak-balik Medan - Jakarta. Ada juga saya kirim 10 juta untuk tiket pesawat,"cetita Dudi menirukan pengakuan Ar, pun istrinya Ir. Keduanya merasa telah ditipu oleh Ocha.
" Nah mungkin Ocha mengadu ke DK, ketua salah satu ormas, karena saya berupaya mengejar konfirmasi,"kata Dudi. "Eh malah saya dikatain orang kecil makanya wajar nyari uang kecil. Sepele kali ah abang itu,"ucap Dudi.
Agar pemirsa tahu, Selasa (04/06/2034) lalu, Ocha janji menjelaskan semua perihal gagalnya pengurusan kasus suami Ir. Mereka janji ketemu di sebuah cafe di Jalan Mahkamah Medan.
Ocha beralasan bahwa uang Rp100 juta itu untuk kepentingan biaya akomodasi, hotel dan transport selama di Jakarta,"ucap Ir kepada media.
"Dikirimlah sama suami ku (uang Rp100 juta), Kamis (25/01/2024),"sambungnya. "Padahal yang kami tau, saat itu dia memang sibuk bolak balik Jakarta karena ikut sebagai timses Prabowo - Gibran pas Pilpres, bukan ngurus masalah Ar, suamiku," kata Ir, Senin (10/06/24). (dik)