Guru Dan Siswa/i Yang Melayat Ke Rumah Duka Siswa SMP Tewas Diduga Dipaksa Squat Jump100 Kali Sempat Ditolak

Guru Dan Siswa/i Yang Melayat Ke Rumah Duka Siswa SMP Tewas Diduga  Dipaksa Squat Jump100 Kali Sempat Ditolak

STM HILIR |buser-investigasi.com

Kedatangan rombongan puluhan siswa dan guru/staff SMPN I STM Hilir yang hendak melayat ke rumah duka seorang siswa SMP yang meninggal dunia diduga akibat dipaksa Squat Jump sebanyak 100 Kali sempat mendapat penolakan saat hendak melayat ke rumah duka, Jumat (27/9/2024).

Alasannya, pihak keluarga yang berduka belum bisa menerima kondisi yang ada.

Cukup alot. Belakangan, usai banyaknya pertimbangan dan pertimbangan, akhirnya rombongan dimaksud menyampaikan ucapan bela sungkawa.

Namun dengan syarat, oknum guru yang menyuruh almarhum melakukan Squat Jump, tidak di ikut sertakan.

Disamping itu, pihak keluarga meminta tidak ada penyampaian klarifikasi terkait persoalan yang ada namun cukup penyampaian ucapan turut berduka cita saja.

Dikesempatan itu, salah seorang siswa Boru Sipayung menyampaikan ucapan duka cita serta menyayangkan keadaan yang ada.

"Begitu cepat kawan kami ini pergi menghadap Tuhan. Dia orang baik, ramah dan periang serta sopan. Selamat jalan sampai di rumah bapa di Surga", ucapnya.

Diberitakan, Rindu Syahputra Sinaga (14) SMPN I STM Hilir diduga meninggal dunia akibat dipaksa oleh guru squat jump (gerakan yang diawali dengan sikap berdiri, lalu menurunkan pinggul seperti jongkok, kemudian berdiri kembali).

Seperti penuturan paman almarhum bernama Makmur Padang, kejadian bermula Kamis (19/9/2024), Siswa yang dibangku SMP kelas IX, anak sulung dari 3 bersaudara, merupakan anak dari Lamhot Sinaga dan istrinya Derma Br Padang tersebut dipaksa melakukan squat jump sebanyak 100 kali oleh oknum guru honor bidang study agama Kristen karena tidak mengerjakan tugas sekolah.

Rindu pun melaksanakan perintah tersebut. Sepulang sekolah Rindu mengeluh tidak enak badan kepada ibunya. Ia juga menceritakan kepada ibunya soal dipaksa melakukan squat jump tersebut.

Oleh ibunya, Rindu dibawa berobat ke Klinik Mayen di Desa Limau Mungkur Kecamatan STM Hilir.

Pun begitu, selama beberapa hari kesehatan Rindu tidak kunjung membaik. Korban tetap mengeluh sakit di sekujur tubuhnya. Badannya ldemam tinggi serta lemas tidak bertenaga.

Kondisi Rindu Syahputra semakin memburuk. Kemudian, Kamis (26/9/24) sekira pukul 01.00 wib dini hari, pihak keluarga melarikannya ke RSU Sembiring Delitua.

Beberapa jam mendapat perawatan intensif dari petugas medis rumah sakit swasta tersebut, Rindu Syahputra Sinaga dinyatakan meninggal dunia.

Terpisah, Kasek SMP Negeri I STM Hilir, Suratman tidak merespon. Pesan singkat tidak dibalas dan telepon tidak diangkat.

Kapolsek Talun Kenas AKP Jurnal Manimbul saat berbincang - bincang melalui sambungan telepon dengan Makmur paman Rindu Syahputra Sinaga menyampaikan ucapan turut berduka cita. Disebutnya,, Jika pihak keluarga menilai ada kejanggalan dan keberatan atas kejadian tersebut, sudah menjadi tugas pihak kepolisian untuk menerima laporan pengaduan. Tidak ada alasan untuk menolak semua laporan.

Saat menyambut jenazah almarhum, ibunya menangis dan berteriak histeris.

Sangking histerisnya, sampai melontarkan kalimat makian kepada oknum guru yang diduga pemicu sehingga mengakibatkan anaknya meninggal dunia.

"Puki**** Guru..... ", teriaknya.

Disisi lain, kematian siswa SMPN I STM Hilir menyisakan cerita sangat mendalam.

Betapa tidak, sebelum kepergiannya menghadap sang pencipta, berpesan agar guru yang memaksa dirinya Squat Jump hingga 100 Kali dipenjarakan.

"Sebelum meninggal, anakku bilang supaya penjarakan gurunya yang sudah memaksanya Squat Jump itu. Sakit kali kurasa", bilang Derma Br Padang ibu almarhum kepada ibu ibu yang tengah melayat di rumah duka, Kamis (26/9/2024) malam dengan terisak Isak dan meneteskan air mata.(dil).